Rabu, 18 September 2013

Karya Ilmiah "Alarm Otomatis Penampung Air"




BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis, oleh karena itu Indonesia hanya mempunyai dua musim, yakni musim panas dan musim hujan. Banyak orang bilang bahwa Negara kita ini adalah Negara yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya.
Disaat musim hujan, sumber daya air di Indonesia meningkat, sehingga orang-orang yang hidup di Indonesia tidak lagi kekurangan air. Namun hal itu sering membuat orang-orang yang hidup di Negara kita ini tidak menyadari lagi akan pentingnya menghemat air, dalam arti kata mereka akan  memanfaatkan  momen  ini untuk menggunakan air sebanyak mungkin.
Hal tersebut mampu mendorong manusia untuk membuang-buang air, padahal banyak sekali saudara yang tinggal di Negara kita ini pada saat  musim kemarau atau  musim  panas sering kekurangan air bahkan sulit sekali untuk mendapatkan air. Seperti  halnya di papua, orang-orang yang hidup di sana itu harus berjalan beratus-ratus meter untuk bisa mendapatkan air, seharusnya hal itu mampu memotvasi kita untuk tidak menggunakan air dalam jumlah yang banyak dalam arti lain kita harus sadar akan pentingnya menghemat air.
Sering sekali kita jumpai di rumah-rumah warga, di sekolah, dan di tempat-tempat lain yang menggunakan bak penampung untuk menampung air di tempat tersebut itu sering lupa bahwasanya air yang ada di bak penampung sudah melebihi kapasitas dan akhirnya luber, dan air itupun akan terbuang sia-sia.
Oleh karena itu penulis menawarkan sebuah alat otomatis pada bak penampung air yang akan membantu mengingatkan kita bahwasanya air yang ada di bak penampung sudah melebihi kapasitas sehingga kita bisa tetap siaga untuk mematikan pemompa air yang biasa disebut dengan sebutan sanyo.
Alat ini adalah alat yang ramah lingkungan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak untuk membuat alat ini, perlu diketahui bahwasanya alat ini menggunakan sistem jungkat-jungkit. Selain hemat dan ramah lingkungan, alat ini juga mampu membuat orang yang menggunakan bak penampung air lebih siaga untuk mematikan pompa air atau sanyo sebelum air yang ada di bak penampung itu tumpah.

1.2  Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, terdapat beberapa rumusan masalah yaitu :
1.Apa sajakah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membut alarm otomatis pada penampung air?
2.Bagaimanakah proses pembuatan dan cara kerja dari alarm otomatis pada penampung air?



1.3  Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas belajar membuat karya ilmiah yang diberikan oleh kepala Madrasah Aliyah Mazro’atul Ulum.
2.Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alarm otomatis pada penampung air.
2.untuk mengetahui bagaimana caranya membuat dan mengetahui sistem kerja dari alarm otomatis pada penampung air.


1.4  Manfaat Penelitian
Penulis hanya berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan semoga karya ilmiah ini bisa di kembangkan lagi sehingga kita semua bisa tetap siaga, dan sadar untuk selalu menggunakan air secukupnya saja, karna kita tidak boleh membuang air secara sia-sia.

1.5  Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masaslah pada karya tulis ilmiah ini meliputi tentang pembuatan alarm otomatis pada penampung air, serta mengetahui alat dan bahannya, dan mampu mengoprasikannya. Sehingga kita juga bisa mengetahui manfaatnya.



1.6  Batasan Masalah
Agar tidak terjadi salah penafsiran dengan judul, maka penulis hanya membatasi karya ilmiah ini pada pembuatan alarm otomatis pada penampung air dan cara mengoprasikannya.
Alarm ini digunakan sebagai alat bantu untuk pompa air yang tidak otomatis.
1.7  Definisi Istilah
-          Alarm              : Bunyi peringatan atau pemberitahuan.
-          Otomatis         : Bekerja sendiri.
-          Penampung     : Alat untuk menampung.
-                                                             Air     : Cairan jernih yang tidak berwarna, tidak terasa, dan tidak berbau yang di perlukan di kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hydrogen dan oksigen.
-          Pompa Air       : Alat bantu penyedot air.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alarm
Alarm secara umum dapat di definisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan.[1] Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). [1]
Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm akan memberikan tanda bahaya berupa sinyal,bunyi,ataupun sinar untuk memberitahukan apabila terjadi bahaya dan kerusakan ataupun kejadian yang tidak di harapkan pada jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat di antisipasi.

2.2 Perkembangan Alarm
Peningkatan teknologi alarm anti pencuri dan alarm anti kebakaran mulai terjadi sejak awal 1880-an saat Chauncey McCulloh dari Baltimore mendirikan sebuah sistem pembagian jaringan sirkuit tunggal menjadi beberapa bagian yang dihubungkan ke stasiun pusat untuk menghemat biaya penghubungan jaringan. Dengan kontribusi McCulloh, teknologi sistem transmisi sinyal alarm telah berubah dan berkembang lebih dari 100 tahun kemudian.
Selanjutnya, alat deteksi bahaya terus berkembang. Di awal 1880-an, seorang insinyur dan perancang lokomotif bernama Frederick Grinnel secara radikal membuat sistem keamanan kebakaran dengan mematenkan teknologi percikan (api) yang dapat terbuka ketika di sekelilingnya terjadi suhu panas yang ekstrem untuk menghindari terjadinya kebakaran besar. Kemudian, muncul teknologi ionisasi di mana teknologi yang digunakan adalah mendeteksi asap dan sensor gerakan yang dapat mendeteksi gerakan mencurigakan untuk mengaktifkan alarm keselamatan, meningkatkan detektor panas, dan mengaktifkan sensor magnetik pada pintu dan jendela rumah ataupun gedung perkantoran untuk menghindari bahaya pencurian. [1]
Teknologi internet merevolusi sistem keamanan komunikasi dan kemampuan pengawasan jarak jauh. Sejak era komunikasi digital pada tahun 1970-an, pemberian sinyal melalui stasiun pusat telah memberikan kontribusi terhadap teknologi komunikasi. Teknologi semakin berkembang dan memunculkan teknologi nirkabel yang terhubung melalui koneksi IP di lebih dari 97 negara di dunia. Konvergensi komunikasi internet dan digital membuat pengawasan video pada stasiun pusat menjadi lebih baik dan rinci kepada setiap pengguna alarm. Peralatan deteksi berkembang semakin baik dengan sensor yang dapat diandalkan dan mampu memberikan sinyal keamanan dengan lebih sensitive. [1]
Impian yang direalisasikan oleh para pelopor seperti Gamewell dan Holmes lebih dari 150 tahun yang lalu telah membawa perkembangan sistem alarm modern menuju level yang lebih tinggi terhadap keamanan dan keselamatan publik yang tidak pernah ada dalam industri sebelumnya. Generasi masa kini dapat menikmati teknologi keselamatan yang dapat melindungi kehidupan mereka melalui alarm keselamatan. [1]

2.3 Jenis-Jenis Alarm [1]
1. Alarm rumah
Jenis alarm ini biasanya ditempel di area rumah untuk menjamin dan melindungi properti yang ada di dalam rumah dari bahaya pencurian. Sistem alarm rumah dapat memonitor keamanan rumah dan memberikan laporan kepada pemilik jika terjadi tindakan yang mengancam keamanan rumah sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisir.
2. Alarm mobil
Alarm mobil di Indonesia baru dikenal pada pertengahan 1980-an. Jenis alarm terus berevolusi sejak tahun 90-an di Amerika mulai dari hanya bermodalkan sebuah tombol yang dihubungkan dengan jaringan listrik mobil, alarm dengan pengendali jarak jauh berupa remote, serta fasilitas alat pengamanan yang aktif otomatis dalam 30 detik setelah pintu mobil ditutup. Fungsi alarm mobil adalah untuk melindungi harta benda yang ada di dalam mobil dan mencegah pencurian mobil.

3. Alarm kebakaran
Sistem pengindera api (bahasa inggris – fire alarm system) merupakan sebuah sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran. Alarm tersebut memberikan peringatan dalam sistem evakuasi dan dilanjutkan dengan sistem instalasi pemadam kebakaran secara otomatis maupun manual (fire fighting system). Peralatan utama dalam pengendali sistem ini adalah Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang menerima sinyal masuk (input) dari semua detektor serta komponen pendeteksi dan kemudian memberikan sinyal keluar (output) melalui komponen keluaran yang sudah ditetapkan.
4. Alarm banjir
Kegunaannya adalah untuk memperingatkan apabila akan terjadi banjir. Cara kerjanya menggunakan sensor air hujan dan akan memberi sinyal apabila debit air hujan yang turun sudah melebihi batas.
5. Alarm gempa
Alarm ini berfungsi untuk memberikan peringatan adanya getaran (gempa) bumi. Cara kerjanya yaitu dengan mendeteksi kedatangan gelombang seismik P-Wave sebelum kedatangan S-Wave dan Surface Wave (Q-Wave dan R-Wave) di mana gelombang tersebut bersifat berbahaya dan merusak. Sistem alarm dengan speaker otomatis yang bersuara sangat nyaring mampu membangunkan orang yang sedang tidur sehingga dapat segera menyelamatkan diri.
6. Alarm bayi
Sistem pemancar yang terdapat pada alarm bayi digunakan untuk mendengarkan suara yang ditimbulkan oleh bayi dari jarak jauh. Pemancar ini dikendalikan dari jarak jauh dan mampu memantau kondisi dan keberadaan bayi sehingga orang tua dapat mengetahui kondisi bayinya ketika menangis ataupun tertidur.
7. Alarm komputer
Program alarm jam umumnya sudah terdapat pada komputer pribadi. Komputer dapat berfungsi sebagai alarm secara digital untuk memberi peringatan akan sesuatu dengan berbagai macam bentuk dan bunyi yang dapat disesuaikan.
8. Alarm online
Program alarm dalam jaringan atau online yang bisa diunduh melalui jaringan internet. Dapat dipasang pada komputer pribadi yang terhubung pada jaringan internet.
9. Alarm telepon genggam
Telepon genggam modern memiliki fitur alarm yang dapat dimatikan secara manual. Bunyi alarm dapat disesuaikan dengan keinginan pemilik telepon genggam. Kegunaan alarm pada telepon genggam adalah untuk mengingatkan pemilik akan suatu jadwal ataupun memperingatkan pada jam-jam tertentu seperti alarm jam untuk membangunkan tidur.
10. Alarm jam
Alarm ini disebut juga alarm clock (bahasa inggris) yaitu sebuah jam yang didesain untuk mengeluarkan suara nyaring pada jam-jam tertentu. Gunanya untuk membangunkan orang dari tidurnya di pagi hari. Alarm jam dapat juga digunakan untuk membangunkan orang dari tidur siang dan juga sebagai tanda pengingat sebuah jadwal. Untuk menghentikan bunyi alarm, orang harus menekan tombol di badan jam dan alarm akan mati beberapa waktu setelahnya.
            11. Sirine
Alat untuk mengeluarkan bunyi peringatan tanda bahaya. Jenis-jenis sirine adalah peringatan dini tsunami, sirine kebakaran dan lainnya. Sirine hanya boleh digunakan oleh petugas penegak hukum tertentu, dinas pemadam kebakaran, penanggulangan bencana, kendaran ambulans, unit palang merah dan mobil jenazah.
            12. Klakson
Klakson merupakan perlengkapan yang melekat pada kendaraan bemotor untuk berkomunikasi antara pengemudi kendaraan yang satu dengan lainnya. Klakson digunakan untuk memberi peringatan ketika pengemudi ingin mendahului kendaraan lain, meminta ruang jalan dan sebagainya.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Alarm
1.Kelebihan Alarm
Dapat memberikan peringatan dini terhadap bahaya yang akan terjadi sehingga manusia dapat mengantisipasi dan meminimalisir korban jiwa maupun kerugian harta benda. [1]
2 Kelemahan Alarm
Alarm merupakan alat yang mampu menyebabkan reaksi positif dan negatif pada manusia. Orang yang mendengar bunyi alarm yang nyaring dapat mengeluarkan reaksi panik dan menyelamatkan diri secara tidak rasional yang dapat membahayakan dirinya. [1]

2.5 Definisi Jungkat-Jungkit
Jungkat-jungkit merupakan tuas golongan pertama, yaitu titik tumpunya berada di antara lengan beban dan lengan kuasa. [2]
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan gaya. [3] Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan pada beban.
Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan. Rasio antara gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan disebut keuntungan mekanik.
Tuas dibedakan atas 3 kelas. Yaitu:
1.Kelas Pertama yaitu titik tumpu (T) berada di tengah, di antara lengan  kuasa(Lk)dan lengan beban (Lb). Contoh: Palu, gunting, jungkat-jungkit.
2.Kelas kedua Yaitu lengan beban berada di antara titik tumpu dan lengan kuasa. Contoh: gerobak, pemecah biji, dan pembuka botol
3. Kelas ketiga Yaitu lengan kuasa berada di antara lengan beban dan titik tumpu.[3]





2.6  Definisi Air
Air adalah cairan jernih tidak terasa dan tidak berbau yang di perlukan setiap makhluk hidup yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. [4] Air merupakan sumber daya alam yang sangat perlu kita jaga kelestariannya, karena jika tidak ada air makhluk hidup yang ada di bumi pasti akan punah.




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini di lakukan dengan cara menggunakan bel rumah sebagai pemberi sinyal berupa bunyi. Bunyi itu tadilah yang akan memberitahukan kepada pemilik penampung air  bahwasanya air yang ada di penampungan sudah penuh. Sehingga dengan itu si pemilik bisa mengantisipasi air yang luber dari penampung tersebut, dengan mematikan pompa air terlebih dahulu sebelum airnya luber.

3.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan, antara lain :
       1.Kaleng bekas
2.Batang kayu
3. Batang besi
4. Bel Rumah
5. Triplek
6. Paku
7. Bor



BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Pembutan Alarm Otomatis
Sebelum kita membuat alarm otomatis pada penampung air,kita perlu mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu,antara lain: 1. kaleng bekas (umplong), 2. bel rumah, 3. batang besi, 4. paku, 5. triplek, 6. batang kayu, 7. bor.
A.Prosedur pembuatan :
1. Bersihkan terlebih dahulu kaleng bekas tadi,sebelum digunakan sebagai pelampung
2. Siapkan batang besi sepanjang 30 cm
3. Siapkan batang kayu sepanjang 60 cm dan tebalnya 5 cm
4. Siapkan paku dengan panjang 15 cm
5. Siapkan alat bor
6. Siapkan triplek
7. Siapkan paku
B.Proses Pembuatan Alarm Otomatis
Pertama, rekatkan batang besi tadi dengan kaleng bekas, gunanya sebagai batang untuk pegangan pelampung, setelah itu siapkan batang kayu, kemudian di lubangi tengahnya dengan bor, gunanya untuk meletakkan paku di tengah kayu tadi, setelah itu pasang batang pelampung tadi di ujung batang kayu, setelah terpasang dengan baik, pasanglah batang kayu tadi pada dinding penampung, dengan dipaku di bagian tengah yang sudah di lubangi tadi, sehingga terbentuk jungkat-jungkit, setelah itu pasanglah bel tadi pada triplek yang telah tersedia. Setelah semuanya terpasang, tutuplah penampung dengan triplek dengan posisi bel berada di dalam, syaratny tombol bel harus ada di atas ujung jungkat-jungkit yang sudah terpasang pelampung. Setelah semuanya terpasang dengan baik, sambungkan bel dengan listrik, gunanya untuk mengaktifkan fungsi bel.  
5.2 Cara Kerja Alarm Otomatis
Cara kerja dari alarm ini adalah ketika air yang ada didalam penampung sudah penuh, maka air akan mendorong pelampung ke atas, pelampung yang terdorong tadi akan mengangkat jungkat-jungkit, sehingga ujung jungkat-jungkit akan menyentuh tombol bel, dan ketika air semakin naik, tekanan pada bel akan semakin besar sehingga bel akan berbunyi. Cara kerja alarm ini terlihat seperti gambar 5.1
           









                                  Gambar 5.1 Model Alarm Otomatis Penampung Air 
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, dapat di tarik sebuah kesimpulan antara lain :
  1. Penggunaan alarm ini mampu mengingatkan kita untuk mematikan pompa air disaat air belum tumpah.
  2. Alarm ini memberikan sinyal berupa bunyi.
  3. Alarm ini di gunakan sebagai alat bantu pompa air yang tidak otomatis.

6.2 Saran
Sebagai pedoman penelitian bagi pembaca, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Alarm otomatis ini hanya bisa memberikan sinyal kepada kita untuk mematikan pompa air sebelum air yang ada di penampung luber, jadi untuk kelanjutan penelitian, alarm ini bisa me nonaktifkan pompa air secara otomatis dengan memberikan sinyal kepada kita.
2.      Alarm ini akan memberikan sinyal berupa bunyi kepada kita ketika jungkat-jungkit menekan tombol bel, jadi untuk kelanjutan penelitian alarm ini bisa berbunyi tanpa menuggu jungkat-jungkit mengenai tombol bel.
DAFTAR RUJUKAN
2. http://id.wikipedia.org/wiki/jungkat-jungkit

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia


RIWAYAT HIDUP

M. Fairuz Zumar Rounaqi, lahir di Desa Paciran pada hari Sabtu tanggal 25 Maret 1995. Penulis di lahirkan dengan selamat oleh ibu yang bernama Mardliyanah, dan ayahnya bernama Sulaiman. Penulis biasa di panggil dengan sebutan Ruzqi. Penulis adalah anak ke dua pasangan suami istri tersebut, penulis juga mempunyai kakak yang bernama Nashrul Lathif, yang biasa di panggil Nashrul. Sejak kecil penulis sudah di beri wawasan agama islam oleh keluarganya, penulis juga dididik untuk menjadi orang yang sholeh dan taat kepada orang tua.
Penulis pertama kali menginjak bangku pendidikan di TK Muslimat NU Mazra’atul Ulum yakni pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2001, setelah lulus dari TK penulis melanjutkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Mazra’atul Ulum pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007, kemudian setelah lulus dari Madrasah Ibtidaiyah, penulis melanjutkan pendidikannya lagi di Madrasah Tsanawiyah Mazra’atul Ulum, sewaktu di MTs penulis mulai ikut berperan dalam organisasi siswa yang dinamakan OSIS yakni pada periode 2009/2010. Kemudian lulus MTs pada thun 2010, setelah lulus dari MTs penulis melnjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Mazro’atul Ulum pada tahun 2010. Di sini penulis juga masih berperan aktif di dalam OSIS, yakni pada periode 2010/2011 dalam menjadi anggota OSIS peulis juga mempunyai padoman bahwasanya kalau kita sudah masuk dalam sebuah organisasi maka kita harus mampu berkorban untuk organisasi kita. Dan pada periode selanjutnya penulis di angkat menjadi ketua OSIS untuk periode 2001/2012 pada Reformasi OSIS (Pergantian OSIS), sehingga sampai sekarang penulis masih menjabat sebagai Ketua OSIS. Di Madrasah Aliyah ini, penulis juga aktif dalam kegiatan PRAMUKA sehingga sampai sekarang penulis masih menjadi Dewan Penegak Ambalan Diponegoro.
Di Madrasah Aliyah inilah penulis mulai mengumpulkan bekal untuk masa depan yang lebih cerah, penulis mulai belajar bagaimana caranya memimpin sebuah organisasi sehingga organisasi tersebut bisa tercofer dengan baik, penulis juga belajar tentang indahnya kebersamaan, selain itu penulis juga menyukai pelajaran Biologi dan pelajaran Akhlaq (Ta’limul Muta’allim). Penulis suka sekali dengan pemandangan alam yang hijau dan indah, oleh karena itu penulis bercita-cita menjadi seorang Mentri Peternakan, Peternakan dan Perhutanan.
Itulah cuplikan dari cerita hidup penulis, pembuatan Karya Ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas belajar, dan persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Madrasah. Dalam kehidupannya penulis juga mempunyai motto hidup yang luar biasa, yakni “lakukanlah apa yang dapat kamu lakukan hari ini dengan DUIT (Do’a,Usaha, Istiqomah, dan Tawakkal) dan jangan menundanya sampai hari esok.”     




0 comments:

Posting Komentar